MENJADI PEMILIH PEMULA YANG CERDAS

pemilih pemula cerdas

Peran mahasiswa dalam pemilu adalah sebagai kalangan intelektual yang memiliki idealisme dan semangat yang tinggi sekaligus sebagai agen perubahan serta agen pengawasan. Dalam hal ini tipologi mahasiswa dalam kaitannya dengan politik terbagi atas tiga golongan, yaitu mahasiswa yang aktif, mahasiswa apatis, dan mahasiswa biasa. Oleh karena itu, sebagai agen perubahan mahasiswa harus mengambil langkah-langkah positif sekecil apapun untuk perbaikan bangsa ini ke depan.

Demikian dikatakan Ketua KPPI DIY, Dr. Nahiyah J. Faraz dalam diskusi menjadi pemilih cerdas bagi mahasiswa UNY sebagai pemilih pemula di Ruang Sidang Utama Rektorat, Jumat, 14 Maret 2014. Agenda yang merupakan kerjasama antara Pusat Studi Wanita dan Gender LPPM UNY dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) DIY tersebut menampilkan Ketua KPPI DIY Dr. Nahiyah J. Faraz dan dosen FIS UNY Halili Hasan, S.Pd sebagai pembicara. Lebih lanjut Ketua KPPI DIY mengatakan bahwa peran utama yang paling mungkin dilakukan mahasiswa untuk perbaikan ke depan adalah tidak alergi dengan parpol serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan politik termasuk pemilu, dan mahasiswa harus aktif melakukan kontrol dan pengawasan proses pemilu yang tengah berlangsung.

“Memang tidak mudah bagi mahasiswa untuk menerima citra institusi sebuah parpol,” kata Dr. Nahiyah J. Faraz. “Sebagai agen perubahan, mahasiswa seyogyanya juga dapat memahami dunia politik apa adanya.”

Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Rektor I UNY, Wardan Suyanto, Ed.D. tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan politik serta pentingnya pemilu legislatif dan pemilu presiden pada mahasiswa UNY serta memotivasi mahasiswa UNY untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014. Menurut Ketua Pusat Studi Wanita dan Gender LPPM UNY, Dr. Das Salirawati, kegiatan diskusi ini bukan bermaksud untuk membawa lingkungan kampus dalam politik praktis, tetapi merupakan bentuk kepedulian kampus terhadap jalannya roda demokrasi bangsa.

“Usia mahasiswa merupakan persentase terbesar yang akan memberikan suara dalam pesta demokrasi,” kata Das Salirawati. “Oleh karena itu, banyak caleg yang berharap mendulang suara dari kelompok ini.” Oleh karena itu pada diskusi ini mahasiswa diajak menjadi pemilih cerdas yang mampu membuat pertimbangan terhadap pilihannya. Diskusi diikuti oleh lebih 200 orang mahasiswa fakultas, utusan organisasi mahasiswa serta BEM KM UNY.

Halili Hasan, S.Pd. dalam paparannya menyoroti patogen kepemimpinan nasional. Dosen FIS UNY tersebut menunjukkan krisis keteladanan dalam kepemimpinan nasional seperti banjir janji, hampa nilai dan political distrust. Oleh karenanya perlu elemen perbaikan dalam badan legislatif, eksekutif dan yudikatif. “Politik merupakan bagian dari kehidupan berwarganegara,” kata Halili Hasan. “Pemilu 2014 merupakan momentum terbaik untuk memperbaiki keadaan, jadilah pemilih cerdas.” (dedy)

Tags: