PUSAT BUDAYA, LINGKUNGAN DAN MITIGASI LPPM UNY ADAKAN PROGRAM PENGABDIAN TERPADU DI DESA BUGEL, KAPANEWON PANJATAN, KABUPATEN KULON PROGO

ppm

Salah satu misi dari Pusat Budaya. Lingkungan dan Mitigasi (Pusbudlingmit) LPPM UNY adalah “Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat khususnya bidang budaya, lingkungan dan mitigasi”. Oleh karena itu, Pusbudlingmit LPPM UNY yang saat ini diketuai oleh Dr. Tien Aminatun aktif mengadakan kegiatan layanan kepada masyarakat yang salah satunya adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat terpadu yang diadakan pada Sabtu-Minggu, 22-23 Mei 2021 di Desa Bugel, Kapanewon Panjatan, Kabuapen Kulon Progo. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Dies UNY ke-57 yang bertema “Pendidikan Bermutu untuk Peradaban Baru”, sehingga tema dari kegiatan PPM terpadu ini sesuai dengan tema dies tersebut adalah “Kemitraan Dunia Pendidikan dan Masyarakat Mewujudkan Desa Wisata Bugel Berbasis Sumberdaya Hayati dan Budaya Lokal”. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk rintisan kerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kulon Progo, yang harapannya akan berlanjut di tahun-tahun berikutnya.

Kegiatan pada hari pertama diawali dengan sambutan dari sekretaris LPPM UNY, Prof. Dr. Siti Irine Astuti, dan Kepala Desa Bugel, Sunardi. Kegiatan pengabdian terpadu yang dilakukan selama 2 hari ini didukung oleh 4 tim pengabdi, yaitu; (1) Pelatihan Inovasi Produk Ecoprint Berbasis Sumberdaya Hayati Lokal Eceng Gondok untuk Mendukung Pengembangan Desa Wisata di Desa Bugel, Kabupaten Kulon Progo, yang diketuai oleh Dr. Tien Aminatun dan menghadirkan narasumber praktisi ecoprint profesional, Dr. Kun Sri Budiasih yang juga merupakan dosen di Jurusan Pendidikan Kimia UNY; (2) Pelatihan Inovasi Produk Kerajinan Suvenir Berbasis Eceng Gondok untuk Mendukung Bugel sebagai Desa Wisata Berbasis Sumberdaya Alam dan Budaya Lokal, yang diketuai oleh Dr. Martono; (3) Pelatihan Foto Produk dan Inovasi Pemasaran Produk secara Online, yang diketuai oleh Lies Endarwati, M.Si.; dan (4) Pelatihan Inovasi Jatilan Gejog Lesung sebagai Ciri Budaya Desa Bugel sebagai Desa Wisata Berbasis Budaya, yang diketuai oleh Dr. Kuswarsantyo. Keempat tim pengabdi ini saling mendukung untuk dapat mewujudkan Bugel sebagai desa wisata berbasis budaya yang merupakan program dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo, sedangkan Pusbudlingmit LPPM UNY berupaya mengintegrasikan budaya, lingkungan dan mitigasi di dalam kegiatan pengabdian ini.

Simbol integrasi antara budaya, lingkungan dan mitigasi diwujudkan dalam desain ecoprint yang dicirikan dengan adanya gambar geblek renteng seperti bentuk angka 8, daun eceng gondok, dan garis-garis panjang yang menyimbolkan sawah surjan. Geblek renteng menyimbolkan makanan khas Kulon Progo, eceng gondok menyimbolkan adanya permasalahan lingkungan perairan di Desa Bugel karena adanya ledakan populasi gulma eceng gondok di saluran irigasi akibat pencemaran hara di perairan (eutrofikasi), sedangkan sawah surjan merupakan bentuk kearifan lokal di Desa Bugel dan sekitarnya yang merupakan bentuk pengelolaan ekosistem pertanian di wilayah dengan drainase buruk. Ecoprint sendiri adalah salah satu bentuk pewarnaan kain yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan inovasi produk ecoprint ini selain pada aspek pewarnaan dengan bahan-bahan alam, juga terutama pada inovasi desain yang dapat menjadi penciri desa Bugel yang nantinya dapat menjadi cinderamata khas Desa Bugel sebagai desa wisata.

Kegiatan membuat kerajinan anyaman dari bahan eceng gondok yang selama ini telah banyak terdapat di Desa Bugel dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat ledakan populasi gulma eceng gondok di saluran irigasi. Selain itu, kerajinan eceng gondok ini ternyata juga telah menjadi matapencaharian sebagian warga Desa Bugel. Oleh karena itu, dalam kegiatan pengabdian ini tim pengabdi yang diketuai oleh Dr. Martono tinggal memberikan sentuhan inovasi pada desain untuk mendukung program mewujudkan Desa Wisata Bugel, yaitu desain membuat jaran kepang dari anyaman daun eceng gondok yang nantinya jaran kepang ini akan dipakai oleh tim penari jatilan gejog lesung yang gerakan tarinya diajarkan oleh tim pengabdi yang diketuai oleh Dr. Kuswarsantyo, dengan iringan tembang Jawa ciptaan Dr. Sutiyono, yang syairnya mencerminkan sumberdaya alam dan budaya khas Bugel. Selain membuat desain jaran kepang dari eceng gondok, tim pengabdi pimpinan Dr Martono antara lain juga mengajarkan desain cinderamata miniatur jaran kepang, dan juga kotak kemasan untuk produk ecoprint. Semuanya berbahan dasar eceng gondok. Nantinya, desain ecoprint, desain kerajinan jaran kepang dari eceng gondok, jatilan gejog lesung dengan jaran kepang dari eceng gondok, kostum dari kain ecoprint desain khas Desa Bugel dan tembang khusus penciri Desa Bugel, yang semuanya merupakan hasil kreasi dari seluruh tim pendabdi dalam kegiatan pengabdian terpadu di bawah Pusbudlingmit ini akan diajukan hak ciptanya oleh LPPM UNY. Hal yang tidak kalah penting dari menghasilkan produk adalah pemasaran produk. Oleh karena itu, dalam kegiatan pengabdian terpadu ini juga hadir tim pengabdi yang diketuai oleh Lies Endarwati, M.Si yang memberikan pelatihan terkait inovasi pemasaran dan pelatihan foto produk untuk mendukung pemasaran secara online. Hasil dari kegiatan pelatihan selama 2 hari ini akan dipamerkan pada kegiatan bakti sosial dalam rangka Dies UNY Ke-57 di Desa Bugel, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 6 Juni 2021, yang akan dihadiri oleh pimpinan UNY dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo. (tien)

Tags: