SEMINAR NASIONAL PUSLIT WANITA DAN GENDER

psw 2014

Anak adalah karunia dan sumber modal generasi emas yang menentukan masa depan bangsa. Jumlah anak Ind sejumlah 80,1 juta atau sepertiga jumlah penduduk Indonesia. Jumlah yang sangat fantastis. Oleh karena itu anak harus mendapatkan pola asuh yang baik dimulai dari keluarga. Dalam masa kehidupan seorang anak paling tidak ada 2 periode yang merupakan dasar pembentukan karakter seorang anak, yaitu pada periode emas (golden period) pertama yaitu pada anak usia dini dan periode emas kedua yang terjadi pada anak usia remaja. Pada periode emas pertama perlu diberikan perhatian yang serius terhadap kualitas tumbuh kembang anak baik yang berhubungan dengan fisik maupun psikologisnya, karena pada masa ini terdapat jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa kritis (critical period) pada perkembangan anak. Sedangkan pada periode emas kedua, anak sudah tumbuh menjadi remaja, sehingga sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dari keluarga. Pada masa ini anak belum memiliki kepribadian yang mantap, jiwa yang masih labil dan juga belum dapat menentukan apa yang baik bagi diri mereka. Demikian disampaikan Asisten Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dyah Elvina dalam Seminar Nasional Puslit Wanita dan Gender LPPM UNY yang digelar Sabtu, 27 September 2014.

Seminar yang mengambil tema “Tugas dan Tanggungjawab Orangtua dalam Perlindungan Anak untuk Membentuk Karakter Generasi Z” menghadirkan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati, Psikolog Diana Setiyowati, dan Asisten Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dyah Elvina sebagai keynote speaker.  Sementara itu Rita menyampaikan bahwa, “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi nak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sehingga anak berhak untuk mendapatkan perlindungan, yaitu non diskriminasi, kepentingan terbaik, hak hidup dan perlunya mendengarkan pendapat anak, ujar Rita.  Senada dengan Rita, Diana Setiyowati, yang merupakan psikolog juga menyampaikan tiga peran orang tua terhadap anak, yaitu sebagai sumber informasi, sebagai pendamping dan sebagai role model.

Dalam sambutannya Dr. Das Salirawati, M.Si, sebagai Ketua Puslit Wanita dan Gender LPPM UNY mengatakan harapan dari seminar ini ialah kita sebagai orang tua, guru dan pendidik menjadi peduli, sadar dan mau bekerjasama dalam mencegah maupun mengatasi masalah kekerasan yang terjadi disekitar kita, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.  Seminar yang dibuka oleh Ketua LPPM UNY, Prof. Dr. Anik Ghufron tersebut diikuti kurang lebih 200 peserta yang berasal dari perwakilan organisasi perempuan, LSM, Kantor Pemerintah serta perwakilan Pusat Studi Wanita dari beberapa Perguruan Tinggi. (lina) 

Tags: