Tenant LPPM UNY Ikuti Indonesia Start-Up Summit 2019 di Jakarta International Expo

iis 2019

Berbagai perusahaan start-up yang didirikan anak muda Indonesia dinilai mulai mampu menghasilkan karya yang tidak hanya bernilai inovatif dan berteknologi tinggi, namun juga sudah mencapai nilai komersial yang baik. Lebih dari enam puluh karya yang diproduksi oleh generasi milenial terbaik Indonesia digelar dalam Indonesia Start-Up Summit (ISS)Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Jakarta International Expo, pada Rabu, 10 April 2019.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menilai proyeksi positif atas masa depan Indonesia yang banyak diberikan oleh lembaga luar negeri ke negara kita bukanlah sekedar isapan jempol. Bonus demografi yang diprediksi Badan Pusat Statitik (BPS) mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2030 akan makin mendorong peluang lahirnya start-up terbaik dalam beberapa tahun ke depan. Dengan kemampuan inovasi teknologi, maka suatu bangsa dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien, memberikan nilai tambah pada produk teknologi, serta pada akhirnya memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian.  “Penguasaan iptek dan inovasi memberikan kekuatan untuk bersaing di kancah perdagangan yang kompetitif. Ini sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi yaitu inovasi and technology based economy. Inovasi dan teknologi akan menjadi faktor terpenting dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa di masa depan,” begitu arahan Menristekdikti Mohammad Nasir.

Sebelumnya, mengawali ISS 2019 puluhan peserta startup dilatih soal strategi pengembangan bisnis dan kisah sukses usaha dalam Business Camp Start-Up 2019 yang diselenggarakan di Grand Mercure Hotel Kemayoran Jakarta yang berlangsung pada tanggal 9 -14 April 2019. Mayoritas generasi milenial tersebut dimotivasi untuk mampu membawa produknya menuju pasar. Mereka juga dilatih soal legal, branding, design thinking dan model bisnis. Kemenristekdikti menargetkan mereka mampu menyinergikan proses inovasi yang efektif dengan aspek komersialitasnya. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengikutkan peserta sebanyak 26 orang yang berasal dari 13 tenant yang didampingi oleh 13 pendamping dari Inkubator Bisnis Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNY (Inkubi)).

Kemenristekdikti  berusaha menjaga keseimbangan antara permintaan kalangan industri atas temuan baru dari mereka, dengan kebutuhan pengembangan berbagai alat-alat kehidupan masyarakat sehari-hari di masing-masing daerah asal tenant bersangkutan. Ini salah satu alasan ISS 2019 diselenggarakan , untuk mempertemukan para start-up dan saling bertukar ide, gagasan dan pengalaman dalam mengembangkan start-up, yang dihadiri sekitar 5 ribu peserta baik start-up, calon start-up  yang berasal dari Perguruan Tinggi maupun dari mayarakat, UNY memberangkatkan sekitar 150 peserta yang terdiri dari tenant, calon tenant, mahasiswa dan Inkubi, yang dipimpin langsung oleh Rektor UNY, Prof Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd, Ketua LPPM UNY Dr. Suyanta, M.Si, Sekretaris LPPM UNY Prof. Dr. Siswantoyo M.Kes, Pimpinan Inkubi Prof. Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd dan Dr. Mujiyono, MT selaku Pimpinan Sentra HKI UNY.

Dalam gelaran ISS 2019 kali ini, tersedia zona konsultasi yang diberikan kepada peserta untuk mendorong bisnis start-up antara lain dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) , Sertifikat Halal (MUI), dan Hak Kekayaan Intelektual dari Kemenkumham. Diadakan juga pameran dari tenant di arena ISS, Inkubi mengirimkan produk tenant antara lain SPD Speedometer (https://www.spdspeedometer.com) - berfokus untuk mengubah tampilan speedometer sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga karya yang dihasilkan dapat merepresentasikan pemilik kendaraan tersebut, Astrobike (https://www.astro-bike.com)- sepeda listrik berbasis Smartphone yang melayani penjualan sepeda konvensional atau sepeda custom yang dilengkapi dengan Astrobike Kits dan juga melayani jasa service sepeda listrik apapun dan asap cair

Dialog bisnis dalam mengembangkan startup dengan pembicara kunci antara lain: Ari Sutanti dari British Council Indonesia, dengan tema Creative dan Socioentrepreunership , Maju dan Berkembang Star-Up Indonesia dengan kasus Warung Upnormal, dan Andy F Noya membahas Berani Melangkah dan Berubah. “Bisnis tidak mengajar materi semata,  karena materi bukan satu satunya sarana untuk mencapai kebahagiaan hidup. Bagi yang mengejar materi, akan cenderung serakah.  Oleh karena itu, sekarang banyak usaha yang didasarkan karena aspek sosial,  biasa kita sebut socioentrepreneurship. Contoh,  Tom Shoes di Argentina, pembeli sepatu selain mempertimbangkan kualitas,  mereka juga membeli untuk membantu warga Argentina mampu memakai sepatu. Hidup ini singkat,  kita harus bermanfaat bagi orang lain. Tangan kosong memiliki kemampuan yang luar biasa,  tidak ada alasan untuk tidak berkarya. Dengan tangan kosong kita menghentikan kendaraan,  menahan pintu lift yang akan tertututp,  menangkap balon lepas, menunjukkan arah orang yang tersesat. Gunakan waktu yang ada untuk berbuat baik, memberikan makna pada kehidupan” pungkas Andy F Noya. (har/ags)

Tags: