Terbangun Karakter Bangsa Yang Lebih Kokoh (Seminar Nasional dan Gelar Produk 2012)

 Setelah cukup lama, persoalan pembangunan karakter bangsa tidak mendapatkan perhatian, mendadak persoalan itu mencuat dan menjadi perhatian besar para pendidik, pencinta pendidikan, dan para pimpinan masyarakat/politik. Maka tidak mengherankan saat ini dunia pendidikan di Indonesia dipanasi dengan pendidikan karakter bangsa. Dengan pendidikan karakter bangsa diharapkan terbangun karakter bangsa yang lebih kokoh.

        Demikian disampaikan Prof. Dr. Paul Suparno SJ dalam Seminar Nasional “Optimalisasi Penelitian dan Pengabdian dalam Membangun Insan Berkarakter” di LPPM, tanggal 11-12 Mei 2012, Paul Suparno menyampaikan makalah yang berjudul “Peran Pendidikan Dan Penelitian Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa”. Seminar diikuti oleh 130 peserta, selain Paul Suparno menampilkan juga Pembicara Utama Prof. Dr. Rochmat Wahab M.Pd. M.A. (Rektor UNY), Prof. Agus Subekti M.Sc. Ph.D. (Direktur Dit Litabmas Ditjen Dikti Kemdikbud), dan Prof. Dr. rer. nat. Mochamad Yuwono M.S. Apt. (Reviewer Dit Litabmas Dikti).

Saat ini, lanjut Paul Suparno, hampir di setiap sekolah formal SD, SM, dan PT mulai diusahakan berbagai program pendidikan karakter bangsa. Berbagai model pendidikan karakter bangsa dicoba seperti pendidikan karakter lewat suatu mata pelajaran tersendiri, lewat semua mata pelajaran sekolah, lewat kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Oleh Kemdikbud, telah dirumuskan 18 nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diharapkan untuk disampaikan  kepada peserta didik dalam pendidikan formal, antara lain: 1)Religius 2) Jujur 3)Toleransi 4) Kerja Keras 5) Kreatif 6) Mandiri 7) Demokratis 8) Rasa Ingin Tahu 9) Semangat Kebangsaan 10) Cinta Tanah Air 11) Menghargai prestasi 12) Bersahabat/ Komunikasi 13) Cinta Damai 14) Gemar Membaca 15) Peduli Sosial 16) Peduli Lingkungan 17) Tanggung Jawab 18) Disiplin.

Pendidikan adalah tanggungjawab banyak pihak, antara lain orang tua, sekolah, masyarakat, dan negara. Demikian juga dengan Pendidikan karakter bangsa juga menjadi tanggungjawab beberapa pihak seperti orang tua, sekolah, masyarakat, dan Negara. Pendidikan karakter bangsa perlu direncanakan dengan tepat, disusun secara baik, kontekstual dengan situasi anak, dan terus dievaluasi untuk dapat terus dikembangkan. Maka tidak mungkin pendidikan lepas dari penelitian.

Lebih lanjut dikatakan Paul Suparno, penelitian akan membantu agar pendidikan menjadi dinamis, efektif, efisien, dan semakin maju. Demikian juga pendidikan karakter bangsa kalau mau terus maju tidak bisa dilepaskan dari penelitian. Untuk merencanakan dan mengembangkan pendidikan karakter bangsa agar lebih kontekstual, sesuai dengan level perkembangan anak, dan model pendekatannya tepat dengan keadaan peserta didik, diperlukan penelitian yang mendalam. Penelitian akan membantu agar program pendidikan tepat, efektif, efisien, dan mengembangkan karakter peserta didik. Demikian paparan Paulus Suparno, dosen Universitas Sanata Dharma.

Sebelum acara Seminar Nasional dimulai diadakan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Masyarakat Penelitian Pendidikan Indonesia (MPPI) yang diketuai Prof. Dr. Rochmat Wahab M.Pd. M.A. Selain itu diadakan Gelar Produk Hasil Penelitian dan PPM yang berlangsung selama 2 hari tanggal 11 s.d. 12 Mei 2012. Gelar Produk diikuti para peneliti dan pengabdi juga Pusat Penelitian dan Pengembangan yang ada di LPPM yang menampilkan hasil produk penelitian dan PPM ada juga produk yang sudah dipatenkan,serta  Mitra LPPM UNY yang menampilkan antara lain produk kerajinan (tas,  sandal, topi), baju, batik, buku, makanan kecil dan alat-alat industri  dan juga digelar produk hasil PKM Mahasiswa UNY.

Tags: