ETHICAL CLEARANCE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENELITIAN

ETHICAL CLEARANCE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENELITIAN

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNY menyelenggarakan workshop dan sosialisasi Ethical Clearance (EC) pada Senin, 12 November 2018 di Ruang Sidang Utama LPPM UNY. Acara ini dihadiri sebanyak 100 dosen peneliti di lingkungan UNY. Acara yang digagas oleh Pusat Penjaminan Mutu Penelitian LPPM UNY ini menghadirkan narasumber dari Ketua Komisi Etik Penelitian Pra-Klinik LPPT-UGM Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, M.P. dan Sekretaris LPPM UNY Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes., AIFO.

Ethical Clearance (EC) atau kelayakan etik merupakan keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan mahluk hidup yang menyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Dilain pihak persetujuan dari Komisi Etik Penelitian dalam suatu riset sangat diperlukan dalam publikasi jurnal Ilmiah nasional ataupun internasional. Di UNY memang belum memiliki Komisi Etik Penelitian/Ethical Clearance, namun beberapa dosen peneliti UNY sudah menggunakan Ethical Clearance dalam penelitiannya, begitu disampaikan Ketua Pusat Penjaminan Mutu Penelitian LPPM UNY Prof. Dr. Sri Atun.

Siswantoyo mengatakan perlukah UNY memiliki Ethical Clearance? Menurutnya UNY sebagai Perguruan Tinggi yang berbasis kependidikan mempunyai sumberdaya yang besar dalam penelitian kependidikan maupun non kependidikan, banyak dari penelitian pendidikan yang menggunakan manusia sebagai subjeknya, kebanyakan Ethical Clearance selama ini digunakan dalam penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. LPPM UNY berkomitmen mendukung kebijakan UNY untuk meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi karya ilmiah, salah satu jalan yang sudah ditempuh yakni dengan research group. Dilihat dari peluang dan sumber daya tersebut UNY sangat perlu Ethical Clearance guna menguatkan kualitas riset saat ini.

Menurut Puji Astuti, Ethical Clearance sudah biasa digunakan dalam penelitian bidang kedokteran hewan, dan banyak menghasilkan penelitian dan publikasi yang berkualitas. Dengan Ethical Clearance subjek penelitian dalam hal ini hewan mendapatkan perlindungan dan sesuai prinsip kesejahteraan hewan. Begitu juga untuk seorang peneliti dengan adanya Ethical Clearance memberi perlindungan kepada peneliti dan mempermudah dalam penerbitan jurnal nasional dan internasional terindeks.

Puji Astuti menambahkan jika hewan saja diperlakukan begitu baiknya mestinya dengan adanya Ethical Clearance penelitian bidang sosial humaniora dengan manusia sebagai subjeknya dapat diterapkan dengan baik. (ags)

Tags: