GERAKAN BUDAYA MINUM JAMU

minum jamu

Pusat Studi Pengembangan Kewirausahaan dan Pendampingan UMKM LPPM UNY ikut semarakan acara Gelar Produk Hasil Penelitian, PPM dan Inovasi Selasa, 26 April 2016 di halaman LPPM UNY. Acara yang diselenggarakan dalam rangkaian dies natalis ke-52 UNY ini juga menampilkan sebanyak 80 stand dari mahasiswa, 7 stand dari pusat studi dan beberapa stand mitra dan binaan LPPM UNY.

Kepala Pusat Studi Pengembangan Kewirausahaan dan Pendampingan UMKM LPPM UNY, Prof. Dr. Nahiyah Jaidi Faraz menyampaikan bahwa gerakan minum jamu ini merupakan kegiatan yang hendak meningkatkan kembali pentingnya minum jamu dalam konteks pelestarian budaya Yogyakarta sekaligus dalam rangka mengisi Keistimewaan Yogyakarta. Pusat Studi Pengembangan Kewirausahaan dan Pendampingan UMKM LPPM tergerak untuk mendukung dan berpartisipasi dalam kerja pemerintah ataupun lembaga dan kelompok masyarakat swasta lainnya yang telah lebih dulu berbicara masalah jamu sebagai ikon baru kota Yogyakarta maupun sebagai upaya pengobatan alternatif.

“Mengapa gerakan minum jamu?, selain sudah terbukti secara ilmiah khasiatnya bahan bakunya berlimpah dan efek sampingnya lebih kecil dibandingkan obat modern”, kata Nahiyah J Faraz.

Nahiyah J Faraz menambahkan urgensi melestarikan jamu sebagai obat tradisional sangat berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat karena kini telah menjadi industri yang sangat menjanjikan. Kalau ada political will dari Pemerintah DIY tidak mustahil industri jamu akan bergerak lebih cepat dan sekaligus mengangkat para pelaku usaha mikro dan kecil di bidang yang selama ini belum banyak disentuh.

Dalam kesempatan ini Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Dr. Jumain Appe didampingi Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A dan Ketua LPPM UNY Dr. Suyanta, M.Si. berkesempatan berkunjung ke stand Pusdi Pengembangan Kewirausahaan dan Pendampingan UMKM untuk minum jamu bersama. (ags)

Tags: